12 Agustus 2009

BERAPAKAH JAUHNYA PERJALANAN YANG DITEMPUH NABI?

Berapakah jauhnya perjalanan dari bumi ke Mustawa? Pertanyaan ini telah dijawab oleh Alloh di dalam A-Qur'an di surat Al-Ma'arij :

تَعْرُجُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

"Malaikat-malaikat dan Rukhul-Amin/Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun16"
(16) : Maksudnya: malaikat-malaikat dan Jibril jika menghadap Tuhan memakan waktu satu hari. Apabila dilakukan oleh manusia, memakan waktu limapuluh ribu tahun.

Demikianlah jauhnya antara bumi dan mustawa. Jadi oleh karena itu, karena Nabi adalah A'radhul-Basyariyah, yakni berwatak Tubuh manusia biasa maka perlulah baginya di istimewakan lebih dahulu, perlu perbekalan-perbekalan yang luar biasa, dengan di isi jiwanya dengan ilmu dan hikmat dan rahasia yang belum ada pada manusia, untuk membuktikan akan kebesaran Alloh Subhanahu Wa Ta'ala dan untuk diperlihatkan kepada hamba-Nya, akan kebesaran kerajaan Alloh.
Alloh Yang Maha Kuasa dapat menciptakan alam semesta dengan Qudrat dan Iradat-Nya. Dan Alloh jadikan semua itu tanpa perkakas atau mekanis. Tapi cukup dengan Ucapan "Kun Fayakun" dengan ucapan "Jadilah" lalu terjadi sebagaimana Tuhan nyatakan di dalam surat Yaasin ayat 82 :

إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

"Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia."

Demikian rahasia Alloh dalam menjadikan sesuatu, menjadikan alam, menjadikan langit, menjadikan bumi, menjadikan isi dunia, menjadikan malaikat, jin, manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, menjadikan Syurga dan Neraka dan sebagainya, maka cukup dengan ucapan saja. Cukuplah dengan kata-kata "Kun" lalu jadi.
Kemudian sekarang kita kembali membicarakan Syurga lebih lanjut. yang dimaksud dengan nama Syurga, kata-kata Syurga diambil dari bahasa sansekerta atau sangkrit. Syurga adalah sesungguhnya beberapa negeri-negeri, dan kota-kota, yang berada semacam di bumi. Atau dunia atau planet, bukan dunia dan planet kita, yang berada sangat jauh dari luar angkasa bumi kita atau dunia kita. Lebih besar dan lebih luas lagi, sebagaimana telah tersebut di atas dalam perjalanan Nabi.
Nabi melihat Sidratul-Muntaha, yang begitu sangat besar keadaannya, dan kalau pohonnya sudah demikian besarnya apalagi buminya. Memang sungguh ajaib dan Indah segala Ciptaan Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar