12 Agustus 2009

LEBIH BESAR TUBUH MALAIKAT JIBRIL DARIPADA BUMI

Ketika Nabi tiba di Sidratul-Muntaha Nabi disuruh memejamkan matanya oleh Jibril. Jibril akan menunjuki keaslian dirinya sebagai malaikat, karena biasanya Jibril turun menemui Nabi dalam keadaan rupa manusia, berpakaian sebagaimana biasa.
Adalah pada hakikatnya besar tubuh jibril itu, kalau dibandingkan dengan besarnya bumi kita, seperti seorang laki-laki dengan sebutir telur, bumi kita ini dapat digenggamnya dalam tapak tangannya. Akan tetapi karena ia malaikat, yang Tuhan berikan tenaga dan kekuatan yang luar biasa dan dapat menciptakan dirinya berbagai rupa, rupa apa saja yang dia inginkan. Dari rupa malaikat sampai menjadi rupa manusia, dari yang besar sampai menjadi yang sekecil-kecilnya. Dari yang kasar, sampai menjadi yang sehalus-halusnya, sehingga tidak dapat dilihat mata manusia, tidak dapat diraba dengan tangan, dan tidak dapat dirasa oleh perasaan manusia. Walaupun demikian keadaan tubuh Jibril, maka kalau dibandingkan dengan Sidratul-Muntaha, maka keadaan tubuh Jibril itu, jauh lebih kecil lagi dari padanya. Begitulah keadaan besarnya Sidratul-Muntaha itu. Adapun pada hakikatnya, besar Sidratul-Muntaha itu hanya Alloh s.w.t. yang lebih mengetahuinya karena Dialah menciptakannya dan menumbuhkannya.
Kembali kita membicarakan Syurga. Kalau kita perhatikan keterangan ayat di dalam surat An-Najm, dapatlah kita suatu kepastian bahwa syurga itu berada di langit yang ketujuh, karena disitulah Nabi melihat Syurga dan apa yang disaksikan Nabi itu semuanya belum pernah dilihat mata adanya di dunia, dan belum pernah didengar adanya kebagusan dan kehebatan yang ada di syurga itu di dalam dunia.
Dan maksud kehadiran disitu tidak lain, supaya dapat disaksikan dari dekat, dapat disaksikan sebelum mati karena apa yang dikatakan akhirat itu sebetulnya sudah ada, dan sudah Tuhan jadikan sama dengan Tuhan jadikan bumi kita atau yang dinamakan dunia.
Tegasnya alam akhirat itu, bukan alam khayal atau alam fatamorgana. Dialah alam yang nyata, bukan alam abstrak. Dialah alam zahir juga seperti alam kita juga. Nabi Muhammad adalah seorang hamba yang telah menjadi kekasih Tuhan, yang telah menjadi kesayangan Tuhan, yang sudah terpilih dan istimewa. Hanya dalam bentuk tubuh adalah seperti manusia kita, akan tetapi dalam martabat ruhnya, dialah adalah pokok dari segala arwah yang Tuhan jadikan.
Semasa beliau belum di mi'rajkan, beliau tahu bahwa dirinya itu tidak beda dengan diri kebanyakan orang, dilahirkan dengan sebab perkawinan antara seorang ibu dan bapak, setelah Nabi Mi'raj dan dapat berhadap-hadapan kepada siapa yang telah menjadikan dirinya maka pada ketika itu Tuhan membukakan rahasianya. Tuhan jadikan alam semesta karena Muhammad dan Tuhan jadikan Muhammad karena Tuhan. Tuhan jadikan Muhammad karena kekasihnya. Maka dimalam Mi'raj itu Tuhan menyatakan cinta dan kasih sayangnya kepada Nabi. Disinilah Nabi baru tahu martabat dirinya itu, adalah orang yang paling mulia di sisi Tuhan, dan orang yang telah menjadi kekasih Tuhan dan sekaligus Tuhan tunjuki kepada Nabi, Syurga yang akan menjadi tempat tinggal Nabi dan diberikan kepada Nabi telaga Al-Kautsar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar