01 Juli 2009

MALAIKATUL-MAUT DAN MATI

Disebutkan di dalam riwayat, ketika Tuhan jadikan malaikatul-maut, ia diberi tabir beribu tabir yang besarnya seluas segala langit dan bumi.
Andaikata air lautan atau air sungai yang berada di seluruh dunia, kemudian dituangkan keatas kepala malaikat ini, setetes pun tidak akan ada yang jatuh ke bumi.
memang malaikat itu berjisim yang lathif halus, Ia dapat mewujudkan dirinya yang sebesarnya, dan dapat mengecilkan dirinya yang sekecil-kecilnya sehingga tidak nampak pada pandangan manusia.
sesungguhnya malaikatul-maut itu adalah malaikat yang menyebabkan datangnya kematian pada tiap-tiap orang. Kedatangan maut itu adalah dari sebab ruh yang ada pada manusia, dicabut dan dikeluarkan oleh malaikat itu, yang telah diberi tugas untuk mencabut ruh saja. Maka bila ruh itu sudah tidak ada lagi dalam tubuh manusia, lalu tubuh itu menjadi mati, ibarat batu batery sudah tidak ada strumnya lagi, berarti sudah tidak bekerja lagi.
Demikian pula tubuh manusia karena sudah tidak ada ruhnya lagi, ia menjadi mati.
Kita semua sudah yakin dan meyakinkan bahwa semua makhluk yang hidup ini, pasti akan merasai mati, baik manusia, hewan, jin dan syetan maupun malaikat. seperti firman Alloh dalam surat Al-'Imraan ayat 185 :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati".

Hanya saja waktu datang kematian itulah yang berbeda-beda. ada yang mati waktu sekarang, yakni meninggal sebelum datang hari kiamat, seperti kita bangsa manusia dan Jin, binatang dan ada yang datang kematiannya nanti sesudah datang hari kiamat seperti bangsa malaikat, iblis dan Syetan. Namun secara ringkasnya bahwa semua makhluk pasti akan mati.
oleh karena itu kematian tidak dapat ditolak atau kita sengaja menghindarkan diri dari kematian.
banyak sekali orang yang takut akan mati, akan tetapi ada juga yang ingin lekas-lekas mati. kedua macam golongan ini adalah keliru alias tidak benar. Yang penting bagi orang masih hidup adalah mencari bekal, maka salah satu jalan untuk memperoleh bekal adalah "Taqwa".
sebagaimana Alloh berfirman dalam surat Al-Baqoroh ayat 197 :

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ

"Dan mencari bekallah kamu, dan sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah taqwa"

dan menurut istilah Syara', yang dinamakan Taqwa adalah melaksanakan perintah agama yang Fardlu maupun sunat, dan sanggup menjauhkan larangan agama yang berat maupun ringan.
setelah membaca keterangan diatas, maka gampanglah kita memahami, apa sebenarnya yang dikatakan mati itu. sedang kalimat "mati" itu memang benar ditakuti oleh kebanyakan manusia, dan paling disegani oleh manusia, mau atau tidak mau. Akan tetapi jika manusia itu mengerti hakikatnya mati itu, tentulah tidak demikian keadaanya.
Mati sebagaimana tadi kita katakan, adalah sebagai perpisahan antara ruh dengan tubuh kasar, dan dalam arti masing-masing ialah kembali kepada pangkalan asal semulanya itu yang berasal, dari tanah kembali ke tanah dan yang asal dari alam ruhani kembali kepada alam ruhani.
Adapun jasad halus, ialah ruhani, sekalipun dia telah mati, namun hubungannya masih tetap berlangsung dengan ruhani manusia yang masih berada di dunia.
Dia masih mengharap sanak kerabatnya yang dicintainya yang masih hidup, supaya menjadi orang yang baik dan suka beramal salih. Mereka merasa bahwa kedudukannya sekarang di alam Barzakh lebih bebas dari pada ketika mereka masih berada di dunia dahulu, di mana waktu masih di dunia mereka banyak mengalami rintangan dan halangan. leh karena itu orang tidak perlu meratapi atau menyesali orang mati itu secara berlebihan.

Hal ini sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad s.a.w. melarang orang meratapi yang sudah meninggal secara berlebih-lebihan. Tetapi hendaklah suka mendo'akan kepada yang sudah mati itu. Disamping itu, kita harus ingat pula bahwa mati itu adalah sudah menjadi undang-undang Alloh yang sudah ditetapkan. Hidup dan Mati tidak akan berpisah. Maka dengan adanya mati manusia dapat memahami, bahwa ia harus tunduk kepada Tuhan yang menciptakannya. Karena hidup dan Mati adalah Ciptaan Alloh, sesuai dengan Firmannya dalam Surat Al-Mulk ayat 2 :


الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

"Dialah yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu, siapakah diantara kamu yang paling bagus amalnya"

Dalam keterangan ayat diatas itu, Alloh menyebutkan mati lebih dulu daripada hidup, dengan arti agar supaya "mati" itu banyak mendapat perhatian oleh manusia. Sebab mati itu adalah merupakan sebagai pintu gerbang bagi kehidupan yang "Abadi".

Seperti yang di katakan oleh sayidina 'Ali karromallohu wajhah :

Al maotu baabun wa kullunnaasi daakhiluhu wa anta quutul mauti

"Mati itu adalah pintu, dan tiap-tiap orang memasuki pintu itu sedang engkau menjadi makanan mati"

Maka bagi orang-orang mu'min tidak perlu takut akan mati. Malah mati itu merupakan pintu gerbang untuk masuk ke alam barzakh, sementara menunggu datang masanya memasuki alam akhirat. Maka di alam barzakh ini, ia sudah dapat melihat apa balasan Tuhan terhadap amal perbuatannya, maka di saat itu ia telah merasa gembira dengan hasil perbuatannya yang tidak mengecewakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar