04 Juli 2009

PERTANYAAN MUNKAR DAN NAKIR

Seorang yang baru masuk di alam kubur atau alam Barzakh dikala itulah dia terkenang akan perbuatannya. Teringatlah dia akan dosanya, menyesallah dia akan perbuatan dirinya, mengapa dia selalu menuruti hawa nafsunya. Mengapa dia berlengah-lengah saja? mengapa dia tidak mau segera bertobat? padahal suara hatinya yang kudus dalam dirinya selalu memberi peringatan. Contoh sudah terlalu banyak, ibu dan bapak telah meninggal dunia, tua muda, kecil dan besar tidak terkecuali. kadang-kadang dirinya sendiri turut mengantar ke kuburan. Tapi hal itu dianggap "biasa" saja, tidak diambil perhatian.

أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ * حَتَّىٰ زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ * كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ * ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ * كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ * لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ * ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ * ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ

-Bermegah-megahan telah melalaikan kamu05
-Sampai kamu masuk ke dalam kubur.
-Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
-Dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.
-Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,
-Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim,
-Dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin06
-Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).

(05) : Maksudnya: bermegah-megahan dalam soal banyak harta, anak, pengikut, kemuliaan, dan seumpamanya telah melalaikan kamu dari ketaatan.
(06) : 'Ainul yaqin artinya melihat dengan mata kepala sendiri sehingga menimbulkan keyakinan yang kuat.

Kini dia sedang mengalami dengan saksi mata yang yakin, kini benar-benar kenyataan dirinya sendiri mengalami.
"Amboi, alangkah dongonya aku! Alangkah bebalnya diriku! Hidupku di dunia hanya menuruti kehendak nafsuku! oh syetan! betul-betul terkutuklah engkau! engkau telah memperdayakan aku. Sedang dia terpaku dalam kebingungan, ketakutan dan kekuatiran! timbullah penyesalan yang tidak habis-habisnya. Tiba-tiba dilihatnya dua makhluk raksasa datang menghampirinya. Seram, hebat rupanya dan menakutkan sehingga gemetar sendi dan tulangnya, dan terbang semangatnya.
"Hai insan yang durhaka!"
"Sekarang giliranmu untuk menjawab pertanyaan kami, bersiaplah engkau menjawabnya."
"Siapakah Tuhanmu?"
"Siapakah Nabimu?"
"Apa agamamu?"
"Apa kitabmu?"
"Kemana kiblatmu?"
"Dan siapakah saudaramu?"
Mendengar pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir demikian, ia menjadi gugup. Bibirnya gemetar, terasa berat bibirnya akan menjawab "Alloh Tuhanku"karena selama hidup di dunia dia anti "Alloh", karena bibirnya tidak tidak mengucapkan "Kalimat Alloh", karena dia meninggalkan sembahyang lima waktu.
Hendak mengaku Muhammad Nabiku, lidah terasa berat mengucapkannya karena selagi hidupnya tidak pernah mengucapkan kalimat Shahadat.
Untuk menjawab ka'bah kiblatku, pun demikian pula, meskipun hatinya tahu, namun mulutnya berat untuk menjawabnya, karena dia tidak pernah menghadap kiblat, lantaran dia tidak pernah sholat.
Dan beberapa pertanyaan-pertanyaan lagi dia tidak dapat lagi menjawabnya! pendek kata semua pertanyaan-pertanyaan itu tidak dapat dijawabnya.
Munkar dan Nakir menjadi murka seketika itu mengangkat cambuknya. Tar! Tar! Tar!
"Terimalah ini hadiah kami!"
Seketika itu melecutlah cambuk malaikat ke tubuhnya bertubi-tubi seribu kali cambukan.
Dia melolong, menjerit kesakitan, akan tetapi dua malaikat tidak merasa belas kasihan, dihantamnya terus cambuk itu melecut berkali-kali sampai ia pingsan tidak sadar dirinya lagi!
Seketika ia sadar, malaikat itu sudah pergi. Aduh sakitnya! Sekujur badannya berasa nyeri, bekas pecut nampak berjurai-jurai pada badannya. Begitulah nasibnya orang yang meninggalkan sembahyang, dan begitulah nasib orang yang berdosa!
Kemudian tidak berapa lama, muncullah sesosok tubuh manusia, yang keji rupanya dan menjijikan. Sekujur tubuhnya penuh koreng dan borok! Dari borok-boroknya itu mengalir nanah dan darah yang sangat busuk baunya, pakaiannya rombeng, compang-camping dan sangat berbau pula.
"Hai siapa kamu?" kata "simati" Mengapa kamu kemari? Hai orang yang busuk! "Apa hubunganmu dengan daku, maka kamu datang kemari?" "Pergilah kamu hai manusia busuk! Aku sangat jijik melihatmu!"
Kata orang busuk itu : "Hai insan durhaka!" Tidak usah kau mengusir aku, meskipun bagaimana, tidak aku akan pergi meninggalkan engkau! Tahukah kamu, akulah amalmu! Maka karena perbuatanmulah aku jadi begini. Tidak satupun dari amalmu yang shalih. Hidupmu cuma menuruti hawa nafsu, penuh dengan dosa dan nista, durhaka kepada Alloh Ta'alaa.
mengapa kamu jijik melihat keadaanku begini? sedang ketika hidupmu tidak segan-segan berbuat amal yang keji?
Mengapa aku harus pergi dari sisimu? Karena aku inilah amal perbuatanmu?
Sebagaimana kamu suka beramal yang keji, maka karena itu aku suka padamu, dan tidak aku berpisah padamu selama-lamanya!
Setelah mengucapkan kata-kata demikian, lalu melompatlah ia menubruk orang itu serta merangkulnya sekuat-kuatnya!
Meskipun ia berontak sekuat-kuatnya untuk melepaskan diri dari padanya, tapi sia-sia belaka. Semakin berontak semakin kuat pelukannya.......
Cobalah bayangkan, demikian antara lain siksaan kubur dan bermacam-macam pula lagi yang akan diterimanya, karena bermacam pula dosanya.
Dosa meninggalkan sholat, dosa meninggalkan puasa, dosa tidak mengeluarkan Zakat, dosa,dosa,dosa dan sebagainya.
Wallohu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar